APA ITU RESENSI BUKU
Apakah resensi itu? Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu
dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali,
menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam
bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilahreview. Tiga istilah itu mengacu pada hal
yang sama, yakni mengulas sebuah buku. Tindakan meresensi buku
dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku,
membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup
luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi
buku kepada masyarakat luas.
Apakah hanya buku yang bisa diresensi? Sebenarnya bidang
garapan resensi cukup luas. Apabila diklasifkasikan, ada tiga
bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fksi maupun nonfksi;
(b) pementasan seni, seperti flm, sinetron, tari, drama, musik, atau
kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
1. Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi.
Apa sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku
sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif
tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan
mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul
dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu
pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku
yang baru terbit, seperti berikut.
- Siapa pengarangnya?
- Mengapa ia menulis buku itu?
- Apa pernyataannya?
- Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya
pengarang yang sama?
- Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang
dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan
berikut:
- membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih
buku;
dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali,
menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam
bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilahreview. Tiga istilah itu mengacu pada hal
yang sama, yakni mengulas sebuah buku. Tindakan meresensi buku
dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku,
membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup
luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi
buku kepada masyarakat luas.
Apakah hanya buku yang bisa diresensi? Sebenarnya bidang
garapan resensi cukup luas. Apabila diklasifkasikan, ada tiga
bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fksi maupun nonfksi;
(b) pementasan seni, seperti flm, sinetron, tari, drama, musik, atau
kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
1. Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi.
Apa sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku
sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif
tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan
mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul
dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu
pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku
yang baru terbit, seperti berikut.
- Siapa pengarangnya?
- Mengapa ia menulis buku itu?
- Apa pernyataannya?
- Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya
pengarang yang sama?
- Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang
dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan
berikut:
- membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih
buku;
setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau
mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi;
- tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi;
- tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
2. Dasar-Dasar
Resensi
Sebelum meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar
resensi. Apa sajakah dasar-dasarnya? Berikut ini penjelasannya.
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau
bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu
direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena
sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang
menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan
macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang
dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat
pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan
memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas,
termasuk dalam visi dan misi. Dengan demikian, kita akan
mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai
oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi
jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang dimuat
biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah
sastra tidak menampilkan resensi buku tentang teknik. Jenis
buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan masalah
ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan flsafat.
Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media yang akan
dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah
(ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
3. Nilai Buku
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian
terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan,
mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangankekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh
tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argumen
terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk
Sebelum meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar
resensi. Apa sajakah dasar-dasarnya? Berikut ini penjelasannya.
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau
bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu
direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena
sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang
menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan
macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang
dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat
pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan
memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas,
termasuk dalam visi dan misi. Dengan demikian, kita akan
mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai
oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi
jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang dimuat
biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah
sastra tidak menampilkan resensi buku tentang teknik. Jenis
buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan masalah
ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan flsafat.
Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media yang akan
dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah
(ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
3. Nilai Buku
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian
terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan,
mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangankekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh
tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argumen
terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk
membentuk
pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan
menyajikan kutipan-kutipan yang tepat dan relevan). Akan tetapi,
sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering
sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih mendapat
tekanan daripada unsur yang lain. Hal yang patut diperhatikan
sebaiknya tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai
keseluruhan buku.
Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan dengan karyakarya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun
yang ditulis oleh pengarang lain.
4. Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan
tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan
dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter
pembaca yang akan menjadi sasarannya.
Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah
penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya
benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak
coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat,
mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik
dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung
jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri
membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur
atau pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri
kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi
kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat
kekuatan dan kelemahan resensi kita.
5. Kelebihan Resensi
a. Tidak Basi
Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel,
dan karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya,
andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih dapat
dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi tidak
harus buku yang baru terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit
setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media
yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang
diresensi, buku-buku yang baru terbit.
b. Menambah Wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan
berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah
buku itu bermutu atau tidak.
c. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi
saja, tetapi juga dari penerbit. Kalau fotokopi resensi itu dikirim ke
penerbit, minimal buku baru yang kita dapat (jika penerbit tidak
bersedia memberi honor). Biasanya penerbit akan memberi beberapa
buah buku baru untuk diresensi kalau resensi buku kita sering dimuat
di media cetak. Jadi, lumayan koleksi buku kita bertambah tanpa
harus membeli.
6. Pola Tulisan Resensi
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan,
dan mengulas.
menyajikan kutipan-kutipan yang tepat dan relevan). Akan tetapi,
sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering
sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih mendapat
tekanan daripada unsur yang lain. Hal yang patut diperhatikan
sebaiknya tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai
keseluruhan buku.
Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan dengan karyakarya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun
yang ditulis oleh pengarang lain.
4. Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan
tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan
dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter
pembaca yang akan menjadi sasarannya.
Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah
penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya
benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak
coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat,
mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik
dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung
jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri
membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur
atau pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri
kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi
kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat
kekuatan dan kelemahan resensi kita.
5. Kelebihan Resensi
a. Tidak Basi
Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel,
dan karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya,
andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih dapat
dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi tidak
harus buku yang baru terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit
setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media
yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang
diresensi, buku-buku yang baru terbit.
b. Menambah Wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan
berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah
buku itu bermutu atau tidak.
c. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi
saja, tetapi juga dari penerbit. Kalau fotokopi resensi itu dikirim ke
penerbit, minimal buku baru yang kita dapat (jika penerbit tidak
bersedia memberi honor). Biasanya penerbit akan memberi beberapa
buah buku baru untuk diresensi kalau resensi buku kita sering dimuat
di media cetak. Jadi, lumayan koleksi buku kita bertambah tanpa
harus membeli.
6. Pola Tulisan Resensi
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan,
dan mengulas.
a. Meringkas
(sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku
secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak
persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk
itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan
ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol
dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang
mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan
dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis,
baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang
lain;
- menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama
yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu dapat
pula dipertukarkan. Kita bisa langsung mengulas, menjabarkan,
dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari kesan terhadap buku,
membandingkan, lalu masuk ke bagian meringkas. Sesudah itu,
kita memadatkan persoalan utama atau bagian terpenting dalam
uraian yang singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan
bagian-bagian terpenting dari sinopsis. Kita pun dapat mulai
dari menjabarkan, meringkas, dan mengulas. Namun, satu hal
terpenting, isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebih dahulu.
Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang tepat untuk
menyajikannya.
7. Langkah-Langkah Meresensi Buku
Langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
- Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi
buku.
- Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana
diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga
harga.
- Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan,
reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis,
hingga mengapa ia menulis buku itu.
- Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi,
teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, flsafat,
bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif,
cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu
dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus
dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
- Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan
antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana
sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak
persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk
itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan
ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol
dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang
mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan
dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis,
baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang
lain;
- menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama
yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu dapat
pula dipertukarkan. Kita bisa langsung mengulas, menjabarkan,
dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari kesan terhadap buku,
membandingkan, lalu masuk ke bagian meringkas. Sesudah itu,
kita memadatkan persoalan utama atau bagian terpenting dalam
uraian yang singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan
bagian-bagian terpenting dari sinopsis. Kita pun dapat mulai
dari menjabarkan, meringkas, dan mengulas. Namun, satu hal
terpenting, isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebih dahulu.
Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang tepat untuk
menyajikannya.
7. Langkah-Langkah Meresensi Buku
Langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
- Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi
buku.
- Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana
diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga
harga.
- Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan,
reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis,
hingga mengapa ia menulis buku itu.
- Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi,
teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, flsafat,
bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif,
cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu
dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus
dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
- Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan
antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana
sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
- Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian
data, dan kreativitas pemikirannya.
- Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan,
kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian
dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak
atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat
semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu
kita ketika menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan
menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
8. Unsur-Unsur Resensi
Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi
buku. Apa saja unsur-unsur yang membangun resensi buku?
a. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan
atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat
dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi
selaras dengan keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
- judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya.);
- pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor,
atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
- penerbit;
- tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
- tebal buku;
- harga buku (jika diperlukan).
c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
- memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk
apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
- membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis,
baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
- memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
- memaparkan keunikan buku;
- merumuskan tema buku;
- mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
- mengungkapkan kesan terhadap buku;
- memperkenalkan penerbit;
- mengajukan pertanyaan;
- membuka dialog.
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal
berikut:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
data, dan kreativitas pemikirannya.
- Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan,
kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian
dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak
atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat
semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu
kita ketika menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan
menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
8. Unsur-Unsur Resensi
Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi
buku. Apa saja unsur-unsur yang membangun resensi buku?
a. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan
atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat
dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi
selaras dengan keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
- judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya.);
- pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor,
atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
- penerbit;
- tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
- tebal buku;
- harga buku (jika diperlukan).
c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
- memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk
apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
- membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis,
baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
- memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
- memaparkan keunikan buku;
- merumuskan tema buku;
- mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
- mengungkapkan kesan terhadap buku;
- memperkenalkan penerbit;
- mengajukan pertanyaan;
- membuka dialog.
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal
berikut:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
e. Penutup Resensi Buku
Bagian penutup, biasanya berisi uraian tentang buku itu penting
untuk siapa dan mengapa.
Bagian penutup, biasanya berisi uraian tentang buku itu penting
untuk siapa dan mengapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar