Cari Blog Ini

06 Desember 2016

Pegiat Budaya Indonesia Menginspirasi Budayawan di Selandia Baru


Pegiat Budaya Indonesia Menginspirasi Budayawan di Selandia Baru 




Auckland, Kemendikbud ---  Sebanyak 50 pegiat budaya Indonesia mengikuti program budaya selama tiga minggu di Selandia Baru dengan pembiayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kegiatan pembelajara budaya yang berlangsung pada 13 November hingga 4 Desember 2016 tersebut telah memberikan inspirasi budaya kepada pegiat budaya di Selandia Baru.

“Kami berterima kasih atas apa yang kalian berikan pada kami, kesempatan untuk mengenal budaya Indonesia lebih dalam,” ujar Lester Finch, Manajer bidang Pengembangan dan Hubungan Internasional Auckland University of Technology (AUT). Sabtu lalu,  (3/12/2016), tepat sudah 20 hari delegasi pegiat budaya belajar di New Zealand. AUT dalam suasana santai dan hangat menyelenggarakan acara ramah tamah guna melepas mereka.

Senada dengan Lester, Profesor Nigel Hamington, Wakil Konselor Internasional AUT mengatakan, ia pernah melihat sedikit pertunjukan kebudayaan Indonesia, tapi para pegiat budaya Indonesia telah menghadirkan sesuatu yang luar biasa di luar perkiraannya, khususnya saat Indonesian Cultural Carnival.

Kekaguman pada budaya Indonesia menjangkit banyak orang selama di Selandia Baru, baik pihak AUT maupun para mentor. Salah satu mentor tari Selandia Baru, Jay, mengatakan bahwa bukan hanya para pegiat budaya Indonesia yang terinspirasi oleh para mentor Selandia Baru, tetapi para mentor lah yang justru terinspirasi oleh para pegiat budaya dari Indonesia, khususnya dalam kesenian, nilai budaya, dan semangat para seniman dari Indonesia. Ia pun berharap kerja sama bidang kebudayaan antara Selandia Baru dengan Indonesia dapat terus berlanjut.

“Ini bukan lah akhir dari semuanya, tapi hanyalah akhir dari sebuah permulaan,” tutur koreografer tari  tersebut.

Pelepasan di Auckland University of Technology menandai berakhirnya pembelajaran kebudayaan di Selandia Baru. Selama 20 hari waktu berkegiatan di Selandia Baru, para pegiat budaya menilai waktu tersebut terasa kurang, terutama waktu dan kesempatan untuk menghasilkan karya bersama antara para pegiat dengan praktisi budaya di New Zealand.

Meski demikian, mereka mengakui bahwa dalam waktu yang singkat tersebut mereka mendapat banyak ilmu dan pemahaman baru terkait pengembangan kebudayaan di negara Kiwi tersebut. Mereka juga bangga dapat memperkenalkan budaya Indonesia bagi warga Selandia Baru, khususnya Auckland. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Entri yang Diunggulkan

MERDEKA MENGAJAR