Cari Blog Ini

10 Mei 2018

RUANG LINGKUP BEST PRACTISE



Pengertian Best Practice

BEST PRACTICE adalah suatu ide atau gagasan mengenai suatu teknik, metode, proses, aktivitas, insentif atau penghargaan (reward) yang lebih efektif dalam mencapai keberhasilan yang luar biasa dibandingkan dengan tehnik, metode, proses lain. Ide atau gagasan yang dengan pengawasan dan pengujian yang sesuai, dapat memberikan hasil yang diharapkan dengan lebih sedikit permasalahan dan komplikasi yang tidak terduga. BEST PRACTICE dapat juga didefinisikan sebagai cara yang paling efisien (emerlukan usaha minimum) dan paling efektif (menghasilkan hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan, berdasarkan prosedur yang berulang-ulang (disampaikan di berbagai tempat) dengan memberikan bukti nyata yang dapat mengubah perilaku sejumlah orang.
Meskipun kebutuhan akan peningkatan terus berproses sejalan dengan perubahan waktu dan perkembangan berbagai hal, Best Practice dipertimbangkan oleh beberapa orang sebagai konsep istimewa yang biasa digunakan untuk menggambarkan proses perkembangan dan mengikuti tata cara standar yang telah ditetapkan dalam melakukan berbagai hal yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi untuk kepentingan menajemen, kebijakan dan terutama sistem pembinaan.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup Best Practice mencakup pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas sekolah dalam mengelola sekolah/KKG/MGMP, yang mencakup keterlaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Isi
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Kelulusan
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Proses
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Tenaga Pendidik/Tenaga Kependidikan
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Sarana/Prasarana
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Pengelolaan Sekolah
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Pembiayaan
• Keberhasilan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan


Disamping itu, juga mencakup keberhasilan Pengelolaan KKG/MGMP, pengelolaan sekolah, pembinaan sekolah, pembinaan kepala sekolah, dan pembinaan guru.
Dari sekian banyaknya cakupan, yang terkait dengan pengelolaan KKG/MGMP adalah keberhasilan pelaksanaan standar isi, standar kelulusan, standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan standar tenaga pendidik/tenaga kependidikan, standar sarana/prasarana, standar pengelolaan sekolah, dan standar pembiayaan berkaitan dengan pengelolaan sekolah, pembinaan sekolah, dan pembinaan guru/staf/kepala sekolah.

Ciri-Ciri Best Practice

1. pengembangan praktik pembelajaran/pengelolaan pendidikan;
2. didiseminasikan di berbagai tempat secara berulang-ulang;
3. peningkatan kualitas pendidikan;
4. meingkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam pengelolaan pendidikan;
5. mengubah hambatan dan ancaman menjadi kekuatan dan peluang untuk berinovasi secara kreatif;
6. menghasilkan output yang lebih bermanfaat bagi semua pihak (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, dan masyarakat pada umumnya);
7. terkendali, kejelasan program baik jangka pendek, menengah, maupun panjang;
8. berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di lapangan;
9. dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (bimbingan dan konseling, supervisi klinis, supervisi manajerial, kunjungan kelas, lesson study, dan lain-lain);
10. mengacu pada program sekolah untuk mencapai tujuan yang dicanangkan;
11. adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut bisa ditiru, diadopsi oleh orang lain;
12. meningkatkan kualitas, mudah, murah, bisa dilaksanakan, memotivasi, memberikan hasil yang bermanfaat, dan berkelanjutan.

Situasi sebelum program:

• apa yang menjadi persoalan;
• bagaimana persoalan dipecahkan; 
• bagaimana kondisi sekolah (sosial,ekonomi, lingkungan).

Motivasi

• apa motivasi di balik pelaksanaan program:
• bagaimana peran stakeholder;
• bagaimana prioritas program ditentukan;
• apa yang dianggap inovasi dari program;
• tindakan apa yang telahdilakukan;
• bagaimana tindakan tersebut dipilih;
• bagaimana dukungan sumber daya yang ada;
• dari mana sumber dana, dan bagaimana melaksanakan mobilisasi dana dan dukungan teknis;
• siapa yang memegang peran kepemimpinan dalam perumusan tujuan dan implementasi jaringan;
• persoalan apa yang dihadapi selama pelaksanaan program;
bagaimana mengatasi persoalan, dan apakah inovasi dapat membantu kebutuhan sekolah.

Hasil dan Dampak:

Pengukuran hasil dan dampaknya:
• apakah tujuan program cukup realistis;
• apa yang terjadi setelah prakarsa inovasi dijalankan;
• bagaimana hasilnya secara kualitatif dan kuantitatif;
• apakah menggunakan indikator untuk mengukur hasil/dampak;
• apakah koordinasi dan integrasi menjadi lebih baik;
• bagaimana dampak terhadap strtegi/kebijakan di tingkat lokal/daerah/nasional dan kelembagaan;
• adakah kesempatan (opporttopikies) perubahan;
• bagaimana memanfaatkan kesempatan;
• apa dampak program terhadap penggunaan dan pengelolaan sumberdaya manusia dan sumber daya lingkungan.

Berkelanjutan

• apakah program sudah menjadi kebutuhan dan kebiasaan dalam kegiatan;
• apakah program tersebut sudah dilembagakan.

Pengalaman

Pengalaman yang perlu dipelajari (lesson learned) dan action plan:
• adakah lesson learned dari program;
• bagaimana lesson learned memberi sumbangsih pada pembentukan berkelanjutan program;
bagaimana lesson learnd menjadi salah satu pertimbangan dalam perumusan/penentuan kebijakan, strategi, dan tindak lanjut (action plan).

Potensi Pengembangan

• penerapan program untuk transferabilit;
• apa hikmah atau teladan yang dapat dipelajari atau ditiru dari pengalaman orang lain;
sudahkan program inisiatif ini diterapkan. 

Best Practice  atau praktik terbaik sangat diperlukan untuk medukung program guru pembelajar (GP) yang telah menggerakan para guru berupaya memenuhi stadar kompetensi pedagogik dan professionalnya. Pergerakan  telah  bergulir pada  program belajar tatap muka, moda jejaring, dan daring kombinasi. Progam  disambut antusias, selain karena kepentingan menambah ilmu, para guru bersiap belajar dan mengikuti  penilaian karena  kekhawatiran hasilnya  berpengaruh terhadap tunjangan sertifikasi. Di sisi lain  MGMP menggeliat  menjadi organisasi guru pembelajar.
Semangat guru belajar  yang meningkat tentu perlu ditindaklanjuti dengan penguatan Best Practice. Hal tersebut  sejalan dengan  hasil studi Hausman dan Goldring (2001) yang menyatakan bahwa  kolaborsinya guru harus memusatkan perhatian terhadap perubahan sekolah. Kegiatan MGMP dapat meningkatkan daya kolaborasinya yang semakin diperlukan dalam peningkatan  penguasaan pengetahuan guru. Diharapkan, program MGMP dapat  peningkatan keprofesian guru  serta berpengaruh baik terhadap perbaikan  hasil belajar siswa dalam kelas.
Mengangkat data dari aktivitas guru dalam selama ini terkendala dengan kurangnya pengembangan mengembangkan model terbaik dalam bentuk best practice. Dengan demikian untuk menyambungkan antara program guru pembelajar dengan peningkatkan mutu hasil belajar siswa, pengembangan model-model perlu didorong agar guru melakukan penelitian terhadap perbaikan proses mengajarnya dalam kelas.
 Apakah Best Practice atau Praktik Terbaik
Best Practice adalah  metode atau teknik yang sudah konsisten menunjukkan hasil baik dapat digunakan sebagai acuan. Sementara itu, Pada wikipedia dinyatakan bahwa   best practice sudah diakui keunggulannya karena sebagai teori telah terbukti menjadi solusi alternatif untuk mencapai hasil kerja terbaik berdasarkan riset.
Para meneliti  untuk mendapat best practice telah  mencermati proses dan hasil kerja secara teliti dan berulang-ulang.  Jauh sebelum metode ini digunakan dalam bidang pengajaran, studi sudah diterapkan  dalma proses atau hasil pada bidang ekonomi. Dari usaha ini lahirk model ISO  yang dikenal luas dalam mengukur pemenuhan standar. Belakangan di Indosia penerapannya diperluas dalam bidang pengajaran.
Kini penelitian ilmiah terhadap penggunaan metode dalam melaksanakan tugas para guru telah dipergunakan secara luas untuk mendeskripsikan tenaga pendidik dan kependidikan. Kegiatan best practice guru bertolak dari rencana pembelajaran, menerapkan strategi atau menerapkan metode untuk menghasilkan outpout  yang memenuhi standar. Para guru dapat memetakan kekuatan  penerapan metode dan dampak terhadap hasil belajar siswa, laporannya menjadi acuan yang lain dalam mengerjakan hal yang sama atau menjadi sumber inspirasi tumbuhnya ide baru.
Mempersiapan Best Practice
Menghimpun teori yang akan digunakan sebagai acuan merupakan bagian penting dalam mengembangkan best practice.  Untuk itu guru dapat menghimpun berbagai prinsip pembelajaran yang efektif dengan menerapkan pendekatan saintif.  Yang perlu mendapat perhatian guru yaitu; perencanaan pembelajaran, menerapkan pendekatan dan penerapan metode  pada proses pembelajaran, dan menilai pencapain kompetensi siswa.
Untuk mempersiapkan pembelajaran guru dapat memperhatikan contoh acuan teori yang akan digunakan. Contoh penggunaan prinsip pembelajaran yang diadaptasi dari model best practice dari Australia.
  1. Merumuskan tujuan spesifik dan terukur sebagai alat ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
  2. Memeragakan dan membicarakan fakta secara ringkas  untuk mebangkitkan partisipasi siswa.
  3. Mengembangkan pertanyaan untuk mengetahui hal yang sudah siswa kuasai dan belum siswa kuasai.
  4. Mengembangkan rencana belajar dengan menggunakan diagram.
  5. Mengarahkan siswa belajar dari yang praktis agar keterampilan mereka relevan dengan kebutuhan hidupnya.
  6. Mendorong siswa untuk berbagi informasi dan pendapat
  7. Memberikan waktu belajar yang fleksibel
  8. Memfasilitasi siswa beraktivitas dan berkolaborasi dalam kelompok
  9. Mengembangkan kompetensi menguasai materi dan menerapkan strategi belajar
  10. Mengembangkaan kemampuan berpikir metakognisi.
Pikiran inovatif guru selanjutnya  dipadukan pada  perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru menentukan tujuan, pendekatan dan metode pembelajaran, perangkat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan best practice dalam pembelajaran, dan penilaian. Fokus utamanya ditujukan pada proses pembelajaran yang efektif. Untuk mendukung kegiatannya guru menyiapkan proposal yang sangat ringkas agar ia melaksanakan kegiatan dengan tujuan yang terarah, melaksanakan proses mengajar sesuai  skenario, dan menghimpun data sesuai dengan rencana.
 Merumuskan Masalah dan Mencari Solusi
Teori menggambarkan tentang  yang seharusnya. Kebenarannya sudah diuji. Oleh karena itu,  masalah dapat dilihat pada kesenjangan antara teori dengan realita. Memilih masalah  yang tepat merupakan salah satu kunci sukses memilih best practice Cara mendingkan antara kondisi ideal dengan yang seharusnya dapat dilihat pada contoh berikut:
Kondisi yang seharusnya: Guru menggunakan metode project based learning untuk memfasilitasi siswa menunjukan penguasaan tiap indikator kompetensi.
Gejala: Hanya dua siswa seluruh siswa yang mengikuti pelajaran belum memperlihatkan kecakapan  bertanya dan berpikir metakognisi.
Masalah:
Bagaimana guru meningkatkan keterampilan guru menggunakan untuk mengembangkan keterampilan siswa menyusun pertanyaan dan berpikir metakognisi?
Salah satu bentuk solusi menyelesaikan masalah  yaitu melaksanakan kegiatan dengan judul berikut:
Program:
Peningkatan keterampilan guru menggunakan metode project based learning berbasis fakta dalam mengajar untuk mengembangkan keterampilan siswa menyusun pertanyaan dan berpikir metakognisi
Dengan memperhatikan contoh program seperti itu, maka guru menggunakan kemampuan berpikir metakognisi dan bentindak efektif melaksanakan belajar mandiri mengembangkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan agar dapat  melaksanakan pembelajaran sesuai standar.  Ia meningkatkan belajar membaca agar memperbanyak membaca sehingga belajar. Guru meningkatkan daya literasinya.
 Proses Pengamatan
Pelaksanaan penelitian best practice  dalam sistem pembelajaran pada hakekatnya merupakan kegiatan  mengamati  efektivitas untuk menghimpun data dalam melaksanakan tugas sehingga diperoleh data keunggulan proses dan hasil. Jika itu diterapkan dalam proses mengajar, maka yang diamati adalah kesesusaian  pelaksanaan dengan skenario yang dirancang dalam RPP serta meneliti pencapaian belajar siswa. Dengan demikian guru mengamati dirinya sendiri dengan mencatat fakta sesuai dengan proposal.
Kesulitan guru dalam proses kerja ini ialah kurang cermat mencatat fakta. Pada catatan hasil pengamatan guru sering tergiur mengcatat opininya. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum proses observasi dimulai, guru melihat terlebih dahulu perbedaan fakta dengan opini. Sebelum observasi dimulai maka siapkan format untuk mengimpun data atau bukti fisik yang relevan untuk menjawab masalah.
Untuk menjaga objektivitas serta mengumpulkan peristiwa autentik mengenai pelaksanaan tugas, guru dapat meminta bantuan teman agar ikut melakukan observasi dalam kelas. Hasil observasi selanjutnya diolah dan ditafsirkan. Dengan berbekal hasil penafsiran akhirnya guru dapat  menyusun kesimpulan dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti:
  1. Apakah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana?
  2. Apakah guru menggunakan metode sesuai dengan prosedur yang seharusnya?
  3. Apakah metode mengajar yang diterapkan guru meningkatkan kemampuan siswa menanya dan berpikir metakognisi?
  4. Kendala apa yang guru dapatkan untuk mewujukan tujuan pembelajaran?
  5. Bagimana solusi untuk mengatasi kendala?
  6. Apakah guru melakukan penilaian autentik?
  7. Apakah hasil belajar siswa memenuhi standar?
  8. Apa keunggulan dan kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran?
Setiap pertanyaan  perlu dijawab dengan hasil analisis data. Pada akhirnya, jika guru terbukti telah menerapkan metode pembelajaran seperti yang seharusnya dan telah membuat siswa mecapai keunggulan hasil belajarnya melebihi pada proses penggunaan metode yang sebelumnya, maka proses pelaksanaan tugas guru dinyatakan menerapkan best practice.
Percobaan untuk memperbaiki proses dapat dilakukan berulang-ulang seperti dalam penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan best practice sasaran akhirnya tidak hanya mendapatkan perbaikan proses melaksanakan tugas, namun menemukan model proses pelaksanaan tugas yang memenuhi standar serta dapat digunakan sebagai acuan membangun keunggulan dalam bidang yang sama di tempat lain.
Laporan Best Practice
Hasil penelitian selajutnya dirumuskan dalam bentuk laporan penelitaan ilmiah mengenai best practice. Sebaimana karya ilmiah lainnya, sebelum menyusun laporan guru mengembangkan daftar isi  seperti yang termuat dalam lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Entri yang Diunggulkan

MERDEKA MENGAJAR